Mahasiswa BK FIP UNY raih Juara 1 Lomba Olimpiade Nasional BK Di Universitas negeri Malang 2018

Perkembangan zaman senantiasa menuntut perubahan. Hal ini juga berlaku bagi perubahan antar generasi. Setiap generasi memiliki ciri tersendiri dan akan terus berkembang sesuai dengan tuntutan zaman. Generasi millenial adalah generasi yang saat ini banyak diperbincangkan oleh berbagai kalangan. Generasi yang dipandang akrab dengan komunikasi, media, dan teknologi digital ini sangat diharapkan dapat menunjang kemajuan peradaban.

Gaya hidup anak muda yang cenderung hedonis serta tidak bisa lepas dari hiburan dan teknologi memunculkan problematika tersendiri. Hal ini patut menjadi perhatian khusus seluruh pihak terutama konselor. Konselor sebagai helper yang berperan besar dalam pembentukan karakter seseorang, diharapkan dapat mengatasi problematika-problematika moral yang dihadapi para generasi millenial.

Untuk itulah Olimpiade Nasional Bimbingan dan Konseling dilaksanakan sebagai wahana bagi mahasiswa jurusan atau prodi Bimbingan dan Konseling seluruh Indonesia untuk meningkatkan kompetensi konselor bagi generasi milenial yang diadakan oleh Universitas Negeri Malang pada hari Minggu, 28 Oktober 2018. Perlombaan tersebut diikuti oleh 33 universitas se-Indonesia dengan 55 kelompok yang mengikuti cabang lomba Media Bimbingan dan Konseling, dengan total peserta 307 orang.

Selaras dengan hal tersebut, tim dari BK UNY yang beranggotakan Yulma Rahmadian Muhammad, Ade Yusup, dan Annisa Wulandari dengan dosen pendamping ibu Siti Aminah, M.Pd. berhasil meraih juara 1 cabang lomba Media Bimbingan dan Konseling. Pada Perlombaan tersebut, tim BK UNY berhasil membuat film pendek yang berjudul “Connect-THINK”, dengan topik pemanfaatan media sosial. Film tersebut mengisahkan seorang remaja konsumtif dan mempunyai hobi makan dan selalu update kapanpun, dimanapun. Suatu ketika, ia mendapati ibunya yang ternyata sedang memiliki banyak hutang. Ia yang merasa bersalah karena selalu menghambur-hamburkan uang, lalu mencari cara agar dapat membantu meringankan beban ibunya. Pada akhirnya, ia mengenal salah satu media sosial, yaitu blog dari teman dekatnya. Dan disaat itulah ia menyadari ada peluang besar. Berawal dari coba-coba, justru ia menemukan jalan keluarnya sendiri. (Ade)